Dunia Antah Berantah dalam Kepala (2)
Ya, aku selalu menjadi satu-satunya manusia yang ada namun barangkali tak terlihat. Atau mungkin aku ternyata dilahirkan sebagai sampah plastik bening yang transparan. Semua manusia di rumah ini seperti mengabaikanku. Tapi aku selalu berpikir barangkali saat pulang ke rumah mereka sudah teramat lelah untuk mengajakku bicara dan saat pagi hari mereka terlalu sibuk untuk menyiapkan harinya hingga melupakan bahwa aku seharusnya juga menjadi salah satu penghuni meja makan ini. Tapi peduli setan, aku lebih memilih berjalan ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi kemudian sarapan sendirian. Lagi-lagi mataku menerawang keluar jendela. Aku ingin jadi langit, batinku begitu saja. Sepertinya seru jadi langit, setidaknya kamu bukan pengangguran bukan? Kamu bisa menjadi biru indah, kelabu, oranye, atau sebatas hitam. Kamu bisa selalu ada tanpa dilupakan keberadaannya. Untuk kali keskian aku menghela napas berat. Sudah macam orang banyak masalah saja padahal ya hidupku begini-begi