Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Dunia Antah Berantah dalam Kepala (2)

Gambar
Ya, aku selalu menjadi satu-satunya manusia yang ada namun barangkali tak terlihat. Atau mungkin aku ternyata dilahirkan sebagai sampah plastik bening yang transparan. Semua manusia di rumah ini seperti mengabaikanku. Tapi aku selalu berpikir barangkali saat pulang ke rumah mereka sudah teramat lelah untuk mengajakku bicara dan saat pagi hari mereka terlalu sibuk untuk menyiapkan harinya hingga melupakan bahwa aku seharusnya juga menjadi salah satu penghuni meja makan ini. Tapi peduli setan, aku lebih memilih berjalan ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi kemudian sarapan sendirian. Lagi-lagi mataku menerawang keluar jendela. Aku ingin jadi langit, batinku begitu saja. Sepertinya seru jadi langit, setidaknya kamu bukan pengangguran bukan? Kamu bisa menjadi biru indah, kelabu, oranye, atau sebatas hitam. Kamu bisa selalu ada tanpa dilupakan keberadaannya. Untuk kali keskian aku menghela napas berat. Sudah macam orang banyak masalah saja padahal ya hidupku begini-begi

#Cerpen02 Dunia Antah Berantah dalam Kepala

Gambar
Suatu pagi saat cahaya mentari menerobos kisi-kisi jendela kamar, aku terbangun dengan kepala luar biasa sakit. Separuh nyawaku seperti entah lenyap kemana. Mataku yang sayu setengah mengantuk menatap pada langit biru yang disepuh gumplan-gumpalan awan lembut dibalik kaca jendela. Aku seorang pengangguran. Satu-satunya manusia yang hidup di rumah tua ini yang tak memiliki pekerjaan. Dari ketiga saudaraku hanya aku yang masih menyantap sesuap nasi dari hasil keringat bapak dan ibu. Hari-hariku terlewati dengan biasa, hambar seperti kekurangan bumbu. Terkadang aku berharap hidupku terlalu pedas, asin, atau pahit. Tak mengapa daripada tak memiliki rasa sama sekali, ini sungguh membosankan. Kalau manis sih tentu itu sangat tidak mungkin bagiku. Dan pagi ini aku mengerang sembari memijit pelipisku. Sungguh sakit kepala seperti ini tidak pernah kurasakan sebelumnya. Seperti ada godam yang menghantam kepalaku ribuan kali. Dengan sedikit limbung aku melangkah keluar kamar berjalan menuju d