Kesuma
Untuk Kesuma, yang hampir mati ditangan para bajingan Tetaplah bernyawa meski dihimpit derita Sudut gelap itu terlalu senyap Pekat diselimuti hitam yang membuatmu pengap Sudut indah itu kini tak lagi kau kenali Ia begitu asing, kosong, dan menyimpan seberkas ngeri Kesuma hidup di dalamnya dengan napas satu dua yang hampir berhenti Raut eloknya masihlah sama Namun terpancar luka pada dua manik bola matanya Kesuma masih bersemayam pada raga indahnya, namun seolah jiwanya t'lah mati tanpa nadi Ada yang koyak dalam dada Kesuma Ada jari-jemari yang mencengkeram lengannya hingga membiru, Lantas bergerak naik mencekik lehernya, begitu keras seolah melarang hidungnya menghidu Seberkas senyuman bengis terlintas, serakah benar hendak melahapnya hingga habis "Bajingan" kata itu lolos dari sudut bibir Kesuma Dibuntuti isak tangis pilu yang tak kunjung sirna Sayatan tak kasat mata berhasil memporak porandakan si puan jelita, Hingga kakinya tak mampu menopang berat tubuhnya, ia tersuru