Yogyakarta


Terbawa lagi langkahku kesanaMantra apa entah yang istimewaKu percaya selalu ada sesuatu di JogjaDengar lagu lama ini katanyaIzinkan aku pulang ke kotamuKu percaya selalu ada sesuatu di Jogja
Sebait syair lagu berjudul 'Sesuatu di Jogja' karya Adithia Sofyan akhirnya mengantarkanku kembali singgah di kota ini. Kota yang sebenarnya hanya berkisar 1 jam jika ditempuh dengan kereta api dari tempat kelahiran. Aku lupa kapan terakhir kali menjejakkan kaki di stasiun dan menyandarkan bahu pada bangku-bangku kereta. Sepertinya sudah cukup lama saat usiaku masih belasan. Kenangan-kenangan Malioboro dan gudengnya pada pukul 6 pagi sepertinya sudah hampir pudar dari kepalaku. Sudah lama sekali rasanya, saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar dan masih suka merengek untuk berlibur ke Taman Pintar pada orang tuaku. 
Akhir tahun ini saat usiaku 19 hendak menuju 20 akhirnya aku kembali berkesempatan mengamati peron kereta yang penuh namun tak lagi sesak. Ya, beberapa hari kemarin aku memutuskan kembali mengunjungi Jogja bersama kawan-kawan SMA. Berempat saja, membayar utang wacana liburan kita yang tidak pernah terwujud sejak dulu. Entahlah Jogja banyak berubah atau tidak, yang jelas macet jalanannya sejak dulu tetaplah sama. 
Kami tiba di stasiun Tugu sekitar pukul 10.00. Siang itu suasana benar-benar padat. Entah berapa banyak orang berseliweran di stasiun. Beberapa nampaknya sama seperti kami, hendak berlibur dan menikmati suasana Jogja hari itu. Udara panas siang itu mengantarkan kami kembali ke jalanan Malioboro yang begitu padat. Kebetulan sekali kami baru bisa check in penginapan sekitar pukul 13.30, jadi mau tidak mau kami harus menghabiskan waktu di Malioboro. Sebenarnya tidak ada yang spesial disini, isinya hanya pedagang-pedagang yang bersautan menawarkan barang dagangannya, orang-orang yang berlalu lalang, muda-mudi yang sibuk berpacaran, penjual makanan yang mengipas-kipas wajah kepanasan sembari menunggu pembeli. 
Waktu yang berjalan begitu lambat berpadu dengan terik matahari dan macet membuat kami beberapa kali singgah pada bangku-bangku jalanan. Lumayan pegal juga berjalan bolak-balik di Malioboro karena bingung hendak menuju kemana. Kemudian pilihan terakhir kami sampai pada sebuah kedai gelato. Kami memutuskan memesan satu cup gelato dengan ukuran medium. Berhubung kami adalah manusia-manusia low budget jadi jangan heran, kalau soal makanan kami pun terpaksa bagi-bagi hehehehe. Ya penting semua merasakan dan kantong tetap aman dong. 
Gelato Malioboro

Dua hari, satu malam memang terlalu singkat untuk mengunjungi Jogja. Pada akhirnya kami tak banyak mengeksplor Kota Pelajar itu. Hari pertama kami hanya sempat berjalan-jalan di sekitaran Malioboro, kemudian lanjut ke Kopi Lembah di daerah UGM, dan malamnya menikmati street food di Klebengan. Sepertinya cuaca hari itu juga sedikit tidak mendukung karena malamnya hujan turun begitu derasnya membuat kami terjebak di Klebengan. Jangan bayangkan bagaimana suasananya, ditambah lagi angin malam itu begitu kencang. Untungnya sekitar pukul 21.00 akhirnya kami bisa kembali ke penginapan setelah hujan sedikit reda. 

Klebengan

Hari kedua kami hanya mengunjungi Taman Sari. Lagi-lagi cuaca mendung menghambat kami, yang tadinya berencana berangkat pukul 09.00 akhirnya tertunda 1 jam karena hujan. Kami tidak lama disana, hanya mengabadikan beberapa foto kemudian kembali ke penginapan karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.00. Selesai sudah perjalanan kami di Jogja. Singkat sekali bukan? Ya, karena kami harus segera kembali ke stasiun sebelum pukul 13.30 agar tidak tertinggal kereta. 
Jika ditanya bagaimana perasaanku disana, tentu dengan yakin akan ku jawab aku belum puas. Banyak tempat yang tak terpikirkan dikepala saat berada di Jogja tetapi justru kuingat ketika sudah kembali pulang. Rasanya sedikit menyesal, tapi tidak seburuk itu kok. Bagian paling menyenangkan lainnya adalah mendengarkan celoteh bapak ojol tentang banyak hal. Entahlah kenapa tiba-tiba aku suka ngobrol dengan bapak-bapak berjaket hijau itu, sekadar membahas Jogja yang selalu padat, covid varian baru, keluarga bapak ojol, dll. 
Setiap perjalanan, entah panjang ataupun singkat memang selalu mampu menjadi sebuah pelajaran. Dua hari yang singkat ini mungkin bukan apa-apa tapi dari sini aku belajar untuk banyak bersabar, menghadapi keadaan dan kawan-kawanku yang kadang moodnya berubah dalam hitungan jam. Hedehhhhh. Tentu saja lelah harus berpergian dengan orang lain, tentu saja kadang kali ada perbedaan pendapat. Bukan perkara mudah untuk siapapun bisa sabar dalam keadaan lelah hahahaha. But, thank you Yogyakarta for being a special part of this year. Oh iya aku sengaja mengambil beberapa foto selama di Yogyakarta, sebenarnya banyak tapi tidak mungkin kutujukkan semuanya. 

Fakultas Hukum UGM

UGM Foodpark


Kampung Cyber-sekitar Taman Sari

Taman Sari
                                                                             
Taman Sari
                                                                             
Taman Sari
                                                                               

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-puisi Cinta Yang Entah Untuk Siapa

Sempurna Yang Sesungguhnya Ialah Sederhana

Euthanasia