Mambaur






Perasaan paling janggal ialah saat aku tak pernah tahu ternyata kau telah begitu lama hidup dalam diriku. Dengan sosok raga yang tak lagi sanggup kuraba, sorot yang lagi mampu kuselami, dan jemari yang tak mampu lagi kusentuh barang seinci. Sudah seberapa lama kau hidup dalam diriku, Tuan? Dan aku bagai sesosok inang yang tak sadar telah kehilangan jutaan perasaan yang seharusnya mampu menghidupiku lebih panjang.

Biar sekali lagi kutanyakan, sudah berapa lama kau mendekam dalam lubuk paling dalam itu, Tuan? Menyeret habis semua peluang dan membuatku terjebak dalam kelamnya lubang kenangan. Bodohnya, aku tak pernah sadar ternyata kau turut mendewasa bersamaku. Serpihan memoar masa lalu itu ternyata tak pernah sungguhan kusapu bersih. Justru kini ia kembali tercetak sempurna dalam kepala, lengkap dengan sosokmu yang mengumbar senyum jumawa.

Entah mengapa aku baru tersadar bahwa kau nyaris menghabiskan separuh hidup dan kewarasanku selama ini, Tuan. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sempurna Yang Sesungguhnya Ialah Sederhana

Puisi-puisi Cinta Yang Entah Untuk Siapa

Euthanasia